Tahun ini adalah Idul Adha pertama yang saya rayakan di
Austria. Berbeda dengan di Indonesia, perayaan hari raya di Kota Wina hanya
ramai di masjid saja, seperti di masjid Islamisches Zentrum Wien. Saat hari H
perayaan hari raya, alhamdulillah pemerintah Kota Wina mengizinkan penggunaan
speaker luar masjid untuk takbiran. Pada hari-hari biasa, masjid di Kota Wina
tidak boleh menggunakan speaker luar masjid. Suara adzan hanya terdengar di
area dalam masjid saja.
Selama tinggal di Kota Wina, saya belum pernah mengikuti
sholat ied di KBRI bersama dengan warga Indonesia lainnya. Sebenarnya saya
sangat ingin sholat di KBRI dan bersilaturahmi dengan sesama WNI yang berada di
Austria. Namun saya tidak bisa ikut
sholat di KBRI karena kuota yang sangat terbatas dan aturan COVID yang
diterapkan lumayan ribet. Jadi saya memutuskan untuk sholat ied di masjid
terbesar di Kota Wina, yaitu Islamisches Zentrum Wien, di mana aturannya tidak
sulit, cukup datang saja pas hari H.
Antusias umat muslim di Kota Wina untuk mengikuti sholat ied
sangatlah tinggi. Kendaraan umum yang menuju ke lokasi masjid seperti U-Bahn
linie U6 penuh sesak dengan jamaah sholat ied. Jumlahnya membludak hingga ke
area di luar masjid di pinggiran sungai Danube. Umat muslim dari berbagai suku
bangsa berkumpul di sini. Saya merasa sangat bersyukur bisa menyaksikan
keberagaman muslim dari berbagai belahan dunia. Mereka memakai berbagai pakaian
khas dari negara mereka masing-masing.
Setelah sholat ied, tidak ada acara penyembelihan hewan
kurban bersama-sama seperti di Indonesia.
Panitia yang menggalang dana kurban mengirimkan dananya ke
yayasan-yayasan di Afrika. Penyembelihan hewan memang dilarang oleh pemerintah
Austria.
Dengan merantau di negeri orang, saya jadi semakin paham nikmatnya keberagaman tanpa memandang suku dan ras. :)
0 Komentar