Saya merupakan orang yang gemar belanja online melalui e-commerce karena sangat praktis. Semenjak saya pindah ke Austria, rasanya saya rindu untuk belanja online lagi. Meskipun aplikasi belanja online di Austria tidak terlalu heboh seperti di Indonesia, ada aplikasi yang bagus untuk dicoba yaitu "willhaben". Suami saya yang memperkenalkan aplikasi ini kepada saya dan sepertinya aplikasi ini cuma dipakai di Austria. Di willhaben, pembeli akan berinteraksi secara langsung dengan penjual lewat fitur chat, lalu bisa lanjut untuk ketemuan dan bertransaksi.

Singkat cerita, saya mengirim chat ke salah seorang penjual dengan menggunakan Bhs. Jerman saya yang masih belepotan (ya udah lah ya, namaya juga masih belajar hehe). Akhirnya kita janjian ketemuan di rumahnya penjual yang berada di distrik 22 Vienna. Saya belum pernah ke distrik 22 naik kendaraan umum, pernah ke sana sekali naik mobil suami dan saya tidak terlalu ingat jalan.

Keesokan harinya, saya berangkat menuju ke rumah penjual dengan berbekal petunjuk dari google maps. Rutenya cukup mudah yakni tinggal naik U-Bahn U1 dari stasiun Praterstern lalu turun di stasiun Seestadt. U-Bahn adalah kereta bawah tanah yang bisa menempuh jarak lumayan jauh dalam waktu singkat. Cuaca di bulan Januari yang dingin membuat saya sebisa mungkin untuk tidak lama berada di luar. Jadi saya memutuskan untuk berangkat agak mepet, toh di google maps sudah ada perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat tujuan. Lagipula transportasi di Kota Wina selalu tepat waktu, jadi saya cukup percaya diri bahwa saya akan sampai di tempat tujuan tepat waktu.

Tak terasa, sudah sembilan stasiun terlintas begitu saja dalam waktu 15 menit. Saat tiba di stasiun Aspernstrasse, saya mendengar pengumuman "bla bla bla...". Saya tidak mendengar dengan jelas karena telinga saya belum terlatih untuk mendengarkan Bahasa Jerman, apalagi jika ngomongnya cepat. Saya tidak mempedulikan pengumuman itu dan tetap berada di dalam kereta, toh saya kan turunnya di stasiun akhir yaitu Seestadt. Pintu kereta ditutup dan kereta kembali melaju

Sedang asyik membaca buku, sesaat kemudian saya sadar bahwa suasana di dalam kereta sangat hening dan tidak ada pemberitahuan selanjutnya. Saya lihat sekeliling ternyata tidak ada penumpang selain saya. Kereta berhenti bukan di stasiun seperti biasanya dan saya tidak tahu sedang berada di mana. Mesin kereta juga dimatikan. Saya panik dan menatap ke segala penjuru di luar kereta. Hanya terlihat dinding-dinding gelap di bawah tanah dengan sorotan lampu remang-remang. Saya berusaha menenangkan diri, karena tidak mungkin keluar kereta dan berlari menyusuri lorong-lorong bawah tanah untuk menemukan jalan keluar. Kutemukan tulisan “LW Haltepunkt” yang dalam Bahasa Indonesia berarti “titik pemberhentian kereta”. Saya takut jika kereta berhenti di sini cukup lama dan saya tidak bisa keluar.


Selama 20 menit saya hanya pasrah menunggu. Lalu terdengar bunyi pintu antar gerbong yang terbuka. Seorang pria berseragam berjalan menyusuri gerbong kereta, sepertinya dia adalah masinisnya. Sampai di gerbong tempatku terjebak, si masinis kaget melihatku. Masinis itu tersenyum dan berkata "kereta akan segera jalan lagi" dan kubalas dengan senyuman sambil mengucapkan “ok danke”. Rasanya sangat malu kepada masinisnya karena saya tidak memperhatikan pengumuman di kereta.  Tak lama kemudian, mesin kereta hidup kembali dan malaju ke stasiun Aspernstrasse. Saya memutuskan untuk turun di Aspernstrasse saja dan melanjutkan perjalanan dengan bus 84A. Saya juga minta maaf ke penjual karena datang terlambat dan untung saja dia bisa mengerti situasi saya. Terlambat adalah hal yang sangat memalukan di Austria karena orang-orang di sini sangat menghargai waktu.

Kejadian ini ada hikmahnya juga karena pertanyaan yang sering muncul di benak saya selama tinggal di Austria terjawab sudah. Salah satunya, “Bagaimana cara kereta bawah tanah berputar ke arah sebaliknya saat sampai di stasiun akhir?”. Ternyata bukan keretanya yang putar arah, tapi sopirnya yang berjalan dari bagian kepala ke bagian ekor kereta. Ruang kemudi kereta bawah tanah ternyata ada dua yaitu di bagian kepala dan ekor kereta.