Marah, sedih, kecewa... Bukan hanya saya yang merasakannya terhadap kinerja Magistratabteilung (MA) 35, yaitu kantor milik pemerintah kota Wina yang melayani keimigrasian. MA 35 mendapat banyak kecaman selama bertahun-tahun dari warga kota Wina maupun warga pendatang karena pelayanannya buruk dan sikap pegawainya yang sangat toxic. Mantan pegawai MA 35 dalam suatu wawancara tv mengungkapkan bahwa mereka tidak akan menjawab telepon atau e-mail yang masuk, alasannya yaitu mereka tidak ingin bertambah repot dan agar orang-orang menjadi segan untuk bertanya. Para pegawai MA 35 memiliki grup chat di mana mereka sering membuat lelucon dengan mengolok-olok data diri para pendaftar. Berulang kali ganti pemimpin, tetap saja belum bisa mereformasinya.

Kebetulan tanggal 5 Maret 2022 yang lalu saya berpartisipasi dalam demonstrasi untuk menuntut perbaikan kinerja MA 35 Vienna. Saya jadi ingat masa-masa sulit saat harus berurusan dengan MA 35. Bahkan untuk membuat appointment saja, harus menunggu selama 2 bulan. Ada apa sebenarnya dengan MA 35?

Pendaftaran pertama untuk memperoleh aufenthaltstitel atau izin tinggal adalah hal yang paling berat. Bagi teman-teman yang mendaftar untuk tujuan belajar mungkin lebih mudah untuk mendapatkan izin tinggal daripada untuk tujuan bekerja atau kawin campur seperti saya. Austria sudah lama mendeklarasikan diri bahwa mereka tidak ingin menjadi negara imigran. 

Pertama kali mendaftar izin tinggal, saya mendaftar melalui Kedubes Austria di Jakarta. Kedubes Austria mengirimkan data diri kita, lalu MA 35 lah yang menentukan apakah pendaftaran akan diterima atau ditolak. Suami saya tinggal di Vienna, jadi yang mengevaluasi dokumen pendaftaran saya adalah MA 35 Vienna. 2 minggu sekali saya rutin menelpon Kedubes Austria apakah sudah ada kabar tentang status pendaftaran saya. Mereka selalu bilang belum ada. Waktu berlalu hingga 6 bulan kemudian suami saya mendapat surat bahwa pendaftaran saya ditolak. Hal yang membuat kami kecewa adalah alasan penolakan karena MA 35 tidak mendapatkan dokumen sertifikat Bahasa Jerman saya. Padahal saya sudah menyerahkan dokumen secara lengkap saat mendaftar di Kedubes Austria. Saat saya konfirmasi ke Ibu D, pegawai di Kedubes Austria, beliau menyatakan bahwa sudah mengirimkan semua dokumen saya ke MA 35 Vienna.


MA 35 sering kehilangan dokumen para pendaftar (sumber gambar : grup fb "Demonstration MA 35")

Atas saran dari seorang teman, suami saya menghubungi LSM bernama Marriage Without Borders yang menangani berbagai masalah terkait kawin campur di Austria. LSM tersebut menjelaskan bahwa keteledoran pegawai MA 35 Vienna sudah sangat terkenal karena mereka sering kehilangan dokumen dari pendaftar. Entah disengaja atau tidak kejadian ini sudah berulang kali terjadi. LSM ini mengarahkan kami untuk mengajukan banding ke pengadilan dengan bantuan pengacara Frau Lindenthal. Namun Frau Lindenthal menyarankan kami untuk membuat pendaftaran baru saja karena waktu pengajuan banding sangat mepet yaitu 2 minggu saja. Frau Lindenthal akan mendampingi kami dalam pendaftaran berikutnya.

Saya dan suami memutuskan untuk mendaftar izin tinggal di MA 35 Vienna secara langsung saat saya tiba di Austria menggunakan visa D. Ini yang bikin lumayan deg2an karena jika MA 35 belum selesai memproses permohonan izin tinggal saya maka saya harus pulang ke Indonesia. Suami membooking appointment dan mendapatkan jadwal hampir 2 bulan kemudian. Kami serahkan dokumen lengkap dan mendapatkan bukti pendaftaran. Tapi sepertinya MA 35 ingin membuat drama lagi dengan meminta rincian pajak dan rekening koran milik suami saya. Kali ini, kami selalu mengirimkan dokumen ke MA 35 melalui pengacara Frau Lindenthal agar kami memiliki bukti jika MA 35 membuat alasan bahwa dokumen kami hilang. 


Nekat kirim DM instagram ke kepala MA 35

Visa D saya hampir habis masa berlakunya. Jika tidak segera mendapatkan izin tinggal maka saya harus pulang dulu ke Indonesia. Saya mencoba menghubungi MA 35 lewat email tapi respon mereka sangat kasar. Bahkan memberi ancaman bahwa jika saya bertanya terus, maka pendaftaran saya akan semakin lama diproses.

Kesabaran saya sudah habis karena diperlakukan semena-mena oleh MA 35. Akhirnya saya nekat mengirim email dan DM ke instagram politisi Austria yang membawahi MA 35, Christoph Wiederkehr. Saya mengeluhkan buruknya pelayanan MA 35 dan meminta bantuan beliau agar saya segera mendapatkan aufenthaltstitel. Tidak disangka, beliau membalas DM instagram saya. Sehari kemudian saya mendapat email permintaan maaf dari MA 35 (apakah karena pegawainya habis dimarahi oleh Wiederkehr? hihihi). Seminggu kemudian saya berhasil mendapatkan aufenthaltstitel dan usai sudah drama ini. Alhamdulillah