Kenangan saat naik kereta api ekonomi, bagi saya, banyak berfokus pada kenangan ketidaknyamanannya. Masih segar di ingatan, kenangan duduk bersama ayam hidup dan berdiri berdesakan di dalam gerbong kereta yang terlalu penuh isinya. Kenangan dari masa lalu sekitar awal tahun 2000-an, perjalanan dari Jombang menuju Surabaya.
Kereta ekonomi sekarang banyak berubah. Buanyak! Dari gerbang masuk hingga keluar stasiun dan pelayanan di dalam kereta api itu sendiri, ada saja perubahan yang bisa diamati. Pukul 5 pagi tanggal 22 Juli 2017 saya menaiki kereta api dari Surabaya menuju Jombang. Ada peristiwa yang terjadi di pagi itu sehingga menginspirasi topik tulisan ini.
Sistem Penjagaan Gerbang Depan Seperti di Bandara Udara
Pengantar kini tidak lagi dapat mengantar penumpang hingga sampai di gerbong kereta. Ini berlaku untuk seluruh kelas di stasiun kereta. Petugas dengan disiplin memeriksa tiket dan identitas penumpang (umumnya KTP) di gerbang depan dengan menggunakan alat pindai. Peron tentunya semakin tetib, tidak lagi dipenuhi pengantar atau bahkan rombongan pengantar yang banyaknya se-RT. Tidak ada lagi gelandangan atau tunawisma yang curi-curi tidur di stasiun. Tidak ada lagi pedagang asongan yang menawarkan barang dagangannya ke penumpang.
Sedihnya, pengantar cukup mengucapkan selamat jalan di gerbang depan. Adegan ‘dadah-dadah’ ketika kereta mulai bergerak meninggalkan stasiun sambil melambaikan tangan pun punah.

Berangkat dan Tiba Tepat Waktu
Kereta ekonomi kini berangkat dan sampai di tujuan tepat waktu. Perjalanan Surabaya-Jombang memerlukan waktu sekitar 3 jam, kereta ekonomi berhenti di setiap stasiun dan harus mengalah kepada kereta bisnis dan eksekutif karena jalur kereta tidak memungkinkan untuk dilewati kedua kereta. Namun masih bisa ditoleransi karena semua berjalan sesuai prosedur.
Pagi itu ada rombongan anak-anak usia remaja yang berteriak kepada petugas untuk menghubungi masinis agar kereta jangan dijalankan dulu. Mereka beralasan temannya sedang dalam perjalanan menuju stasiun, petugas diminta untuk menunggu. Haha lucu memang permintaan mereka :D Dengan tegas petugas menjelaskan seharusnya temannya disiplin menghargai waktu, kalau tidak ingin ditinggal ya harus disiplin. Belajar disiplin bisa dilatih dari sini. 

Tempat Duduk yang Teratur
Dulu, kapasitas kereta dapat mencapai lebih dari kapasitas maksimumnya. Tiket dijual sebanyak-banyaknya. Orang-orang di dalam gerbong pun tak terbendung banyaknya, belum lagi ada yang membawa ayam, berkarung-karung beras, sayuran dan lain-lain. Tempat duduk tidak diatur, siapa cepat dia dapat. Banyak orang yang tidak memiliki tiket suka curi-curi naik ke atas atap gerbong.
Kini, setiap penumpang mendapat nomor kursi dan diharuskan tertib duduk di bangku masing-masing. Bangku gerbong kereta ekonomi masih serupa, kursi tegak dan berhadapan. Komposisi kursi juga masih sama, tiga-tiga di satu sisi kereta, dua-dua di sisi lain, dipisahkan lorong yang hanya bisa dilalui satu orang saja. Ada juga tiket berdiri, kini tinggal kesadaran penumpang untuk memilih posisi yang tidak menghalangi jalan bagi yang lewat.
 
Ada AC
Jendela gerbong kereta ekonomi kini tidak lagi bisa dibuka karena setiap gerbong sudah dilengkapi AC. AC terletak di langit-langit gerbong dan masing-masing gerbong dilengkapi sekitar 6 unit. Menghirup udara di dalam gerbong semakin nyaman karena penumpang dilarang merokok di dalam gerbong. Jika AC-nya kebetulan mati, penumpang bisa langsung protes kepada petugas yang sedang lalu-lalang. Petugas biasanya dengan cepat akan menanggapi permasalahan tersebut.

Tidak Ada Pedagang Asongan
Lupakan nasi pecel atau nasi kucing yang biasa kamu beli dari pedagang di pintu gerbong, lewat di lorong ketika kereta berhenti di stasiun, atau dari ibu-ibu yang menjual dari luar jendela. Semuanya sudah hilang! Tak ada lagi penjual kopi, teh, atau STMJ dalam gelas plastik dan air panas dari termos yang dipanggul sepanjang gerbong. Hilang sudah penjual rokok, karena, toh, sudah tidak lagi dapat merokok dalam gerbong. Apalagi pengamen.


Ada Colokan!
Mengikuti kebutuhan penumpang zaman sekarang, pihak kereta api kini telah melengkapi gerbong dengan sumber listrik. Setiap deret bangku dilengkapi dua soket listrik, masing-masing di sisi kanan dan kiri gerbong, tepat dibawah meja kecil di bawah jendela. Dalam perjalanan, kedua soket listrik tersebut berfungsi dengan baik. Sehingga tidak usah takut gadget kita kehabisan daya selama di perjalanan.



Harga tiket memang mengalami kenaikan yang dratis, sekitar dua kali lipat, namun pelayanan kereta api ekonomi mengalami peningkatan yang lebih drastis. Saya mungkin tidak lagi bisa berteman dengan hewan ternak dan jajanan lokal khas masing-masing daerah. Gantinya saya bisa tidur dengan tenang, nyaman, dan tetap dengan perut kenyang. Apakah ini sesuatu yang lebih baik? Maybe. Yang jelas, akan ada perubahan dengan adanya kedisiplinan.

Salam...